Minggu, 21 Mei 2017

Sekali Lagi

Penipu
Iya penipu
Sekali lagi aku berhasil menipu orangorang dengan tawaku
Sekali lg aku berhasil menipu mereka dengan senyumku
Aku berhasil menipu mereka dg bahagiaku
Sampai kapan topeng ini menutupi wajahku ?
Ingin rasa nya aku melepas topeng ini. Tapi semua itu percuma
Tidak akan ada yg peduli
Tidak akan ada yg mengerti
Tidak ada
Sebelum mereka merasakannya πŸ™‚

Argh !!!
Ingin sekali rasanya ku berteriak kencang
Ingin sekali rasanya aku berada di suatu tempat yg sangat nyaman
Jauh dari aktivitas dan beban yang membuat ku gundah gulana
Tapi sayang, aku belum punya kesempatan itu 😢

Setiap hari tersenyum
Setiap hari tertawa
Seolaholah aku baikbaik saja
Yaa memang harus seperti itu adanya
Aku harus merawat topeng yang ku pakai setiap saat
Agar aku tetap terus berhasil menipu mereka πŸ™‚

Sabtu, 20 Mei 2017

Curahan Hati Seorang Perempuan Sulung

Ini terlihat rumit, seperti benang yg sudah terikat kacau.
Aku, harus membuatnya lurus kembali.
Bagaimanapun caranya aku harus membenarkannya.
Ini sama seperti orang lain makan buah nangka tp aku yg kena getahnya.
Dan kini aku harus bisa menghilangkan getah itu.
Bagaimana lagi aku harus menjalaninya?

Aku seperti terjebak di dalam sebuah labirin yg bingung mencari jalan keluarnya.
Sempat berfikir untuk meninggalkan semuanya.
Pergi sejauh mungkin ke tempat yg tidak ada satu org pun mengenalku.
Tapi disaat itu juga hati dan logika bertempur dengan hebat.
Disaat logika menginginkan aku pergi,

Disaat itu hati berkata lain.
"sudahlah kau pergi saja, toh ini bukan ulahmu, kenapa kau yg harus menanggung semuanya ?" Kata logika.

Lalu hati menjawab "jangan dengarkan dia. Kau harus tetap tinggal. Kau harus melanjutkan semuanya. Kau pasti sanggup. Semua itu pasti ada jalan keluarnya. Coba bayangkan jika kau pergi. Bagaimana akibatnya ? Siapa yg akan mengurus keluargamu ? "

Aku terdiam memikirkan semua itu.
Aku harus bagaimana lagi ?
Aku anak pertama, siapa lagi yg mau di andalkan keluargaku selain aku ?
Banyak pertanyaan timbul di benakku, yg aku tak tau pasti dimana aku harus mendapatkan jawabannya.

Aku ingin menyerah, aku kalah dengan keadaan.
Tapi aku harus tetap bangkit.
Tidak peduli seberapa banyak aku disalahkan.
Tidak peduli seberapa banyak aku dipatahkan.
Seharusnya aku tetap bangkit.
Oh Tuhan, sebesar inikah rasa sayang-MU kepadaku ?
Atau sebesar inikah hukuman yg KAU beri kepadaku ?
Aku lelah, sampai kapan semua ini menjadi bebanku ?
Maaf aku terlalu mengeluh, maaf aku kurang bersyukur.
Semua nasihat selalu aku jadikan untuk motivasi diriku sendiri.
Kujadikan sebagai penyemangat hidupku sendiri.

Ada yg bilang "beruntung banget jadi kamu, di usia yg sekarang kamu sudah diberi beban seberat ini. Pasti Allah sayang sama kamu. Kamu sudah menjadi pilihan-NYA, sehingga kamu sudah punya bekal utk kehidupan keluarga kecilmu kelak. Masih banyak di usia seperti kamu belum tau apa2, belum tau kerasnya hidup, bahkan masih senangsenang nya memikirkan diri sendiri".

Iya seharusnya aku bersyukur seperti itu. Seharusnya aku merasa beruntung. SEHARUSNYA.

Ada lagi yg bilang "tetap kuat ya. Mungkin bagi kamu ini sudah berat. Tp masih ada yg lebih berat dari apa yg kamu alami"

Iya seharusnya aku berpikiran seperti itu. Ingat kalau ada yg lebih susah dari aku.

Ada jg yg bilang "selama hidup ini, baru kamu wanita terkuat yg pernah aku kenal. Tetap sabar semangat menjalaninya"

Iya kuat di mata orangorang. Sabar ? Kurang sabar apalagi kirakira.

Bahkan sahabatku bilang "semenjak kenal dgn kamu, mendengar seluruh cerita kamu, kamu memang dari kecil sudah banyak melewati ujian berat. Pasti skrg kamu bisa mengatasinya. Kamu tau, kisah hidupmu ku jadikan motivasi untuk diriku sendiri"

Alhamdulillah, setidaknya aku bisa menjadi penyemangatnya.

Someone juga bilang "Kuat terus ya. Jangan nyerah. Jangan putus asa. Kamu wanita tangguh. Kunci dari segalanya cuma satu. Yaitu Ikhlas"

Iya ikhlas, tp belajar utk ikhlas bukan hal yg mudah. Dan aku tidak setangguh itu.

Ada juga yg bilang "kalau aku jadi kamu, aku sudah pergi jauh. Aku tidak akan sanggup menghadapi semuanya. Kamu hebat"

Iya hebat di mata orangorang. Tapi di dalam keluarga tidak di pandang sehebat itu.

Seharusnya aku senang ketika mereka semua memujiku.
Mereka semua bangga terhadapku.
Mereka semua salut dengan pengorbananku.
Tapi ada satu hal yg mereka tidak tau.
Bahwa terlalu banyak kesedihan di mataku.
Terlalu banyak beban di pundakku.
Oh Tuhan, aku tau KAU memilihku karena KAU anggap aku mampu.
Tapi aku hanya manusia rapuh yg semangatnya sering di patahkan.
Yakinkan aku bahwa semua ini pasti selesai.
Yakinkan aku bahwa semua ini ada jalan keluar.
Yakinkan aku bahwa aku tidak sendirian.
Karena aku benarbenar lelah
Aku benarbenar patah
Aku benarbenar jatuh
Maafkan aku karna aku terlalu banyak mengeluh
Maafkan aku karna aku kurang bersyukur
Maafkan aku karna aku hampir saja putus asa
Maafkan aku karna aku hampir tumbang
Aku harus bangkit
Aku harus kuat
Aku pasti bisa
Iya aku HARUS kuat πŸ™‚πŸ™‚πŸ™‚

Senin, 30 Januari 2017

Untuk kamu, Yang sempat hadir

 Apa kabar? Sudah lama kita tak jumpa. Jangankan berjumpa, saling sapa pun sudah tidak. Aku maklumi itu semua. Aku menghargai kehidupanmu, dan kau? entahlah masih peduli dengan hidupku atau tidak.

Mungkin kamu akan bertanya, kenapa aku menulis ini semua? Jika kau mengira, karena aku ingin mencuri perhatianmu tentu tidak. Untuk apa. Lalu jika kau mengira, aku ingin mendramatisir keadaan itupun tidak. Sama sekali tidak.
Aku menulis semua ini hanya karena rindu. Tak pernahkah kau merasakannya juga? Aku harap kau sempat merindukanku walau hanya semalam. Setidaknya kau mengingat bagaimana aku tertawa lalu menangis. Setidaknya kau mengingat bagaimana susahnya berusaha dan mudahnya menyerah.

Cinta kita hanyalah cinta sementara ( mungkin) . Cinta yang tumbuh karena sering bersama ( dulu) . Cinta yang terus tumbuh hanya karena memandang dari jauh. Cinta yang terus tumbuh ketika kita bertukar sapa dan senyum. Cinta yang terus tumbuh karena pipiku merona setiap kali mendengar namamu. Manis. Aku masih bisa merasakannya walaupun hanya sedikit mengingatnya.
Aku masih ingat betapa lucunya saat pertama kali aku melihatmu. Kita terlihat canggung. Lalu saling tersenyum sesudahnya.
Aku juga masih ingat betapa indahnya malam kala itu. Kau melajukan motor dengan pelan seakan tidak ingin cepat sampai dirumah lalu berpisah.  Aku hanya bisa bersembunyi sambil mengeratkan pelukan dibalik punggungmu. Kau tidak tahu, seberapa banyak aku tersenyum saat itu..

Aku tidak peduli, apakah aku cinta pertamamu atau bukan. Aku menyimpan memori dalam hidupmu atau tidak. Yang aku tahu aku merasakannya. Cukup aku.
Kau juga bukan cinta pertamaku atau kedua. Tapi percayalah. Kau membuatku mengenal banyak hal untuk pertama kalinya. Kau membuat aku belajar untuk pertama kalinya.
Kau orang pertama yang membuatku merasa berharga dan merasa dihargai. Kau membuat aku merasa bahwa aku adalah seseorang yang patut diperjuangkan
Tapi kau juga yang menghancurkan semua itu. Hal-hal yang dulu sudah hilang lalu kau munculkan kembali sekarang kau tenggelamkan lagi.

Untuk kamu, yang sempat hadir.

Maaf aku sempat membuatmu muak. Dengan sikapku yang kekanak-kanakan. Yang sering mengeluh, yang sering berdrama dengan segala masalah. Kau selalu mengingatkanku. Aku tau aku salah, aku terlalu berharap padamu, tapi siapa yang peduli saat itu. Yang aku tau hanya, cinta itu menyakitkan ketika kamu pergi. Itu saja. Bodoh? Iya. Sangat bodoh. Kadang aku pun hanya tertawa bila mengingatnya. Perjalanan kita amat sangat lucu ternyata.

Aku ingat, kita memulai dengan cara yang salah. Entah aku, atau kamu. Tapi aku tak ingin menyalahkan siapapun, karena untuk masalah perasaan semua orang akan merasa benar. Meskipun penuh kebohongan dan ketidakpedulian. Cukup aku saja yang tau maksud semuanya.

Perjalanan memang kadang membuat aku terbang lalu jatuh. Dan terimakasih, kamu telah menjadi perjalananku. Hidup kadang terasa manis seperti gulali yang aku beli di taman hiburan, tapi ada masanya terasa pahit sama seperti aku yg tidak sengaja menyesap ampas kopi. Dan kamu telah menjadi keduanya di saat yang bersamaan. Sekali lagi, terimakasih. Untuk pernah hadir lalu pergi. Dan untuk sempat memulai lalu mengakhiri.

Untuk kamu, yang sempat hadir.

Aku tadi bilang bahwa aku merindukanmu, tapi setelah aku menulis ini semua aku tak lagi merasakannya. Aku sedang tersenyum, percayalah. Aku bahagia. Tak perlu aku yang merindukanmu lagi. Tugasku sudah cukup. Tugasku kini pergi lalu menghilang. Untuk tak saling mengenal akan lebih baik, mungkin? Hahaha aku hanya bercanda. Aku tidak kekanak kanakan lagi. Aku hanya berharap aku dan kamu baik baik saja. Kita bahagia bersama, di jalan yang berbeda.
Dan harapan terakhirku adalah suatu saat aku dapat bertemu kamu, dengan senyuman. Tak ada lagi kecanggungan. Lalu berbincang. Dan aku akan mengenalkan seseorang padamu. Dan sebaliknya.
Iya, seseorang yang aku kenalkan adalah orang yang membuat aku tersenyum setelah kamu membuat aku menangis. Dan kamu, mengenalkan seseorang yang kamu ajak tersenyum ketika aku sedang menangis.

Untuk kamu. Yang sempat hadir.
Aku merasa cukup. Dan aku pergi.

Note : dapet kata-kata ini dari line ( ga tau siapa penulisnya), tapi ceritanya hampir sama persis dengan ceritaku, dan maaf jika ada kata-kata yang sedikit aku ganti 😊

Rabu, 25 Januari 2017

Mungkin ini rindu

Aku selalu bingung kala membahas tentang hati.
Entah apa yg aku rasa, yang aku tau ini rindu.
Tapi dia yg ku rindu bukan milikku.
Hati kecil ku berkata aku sangat merindukannya, tapi bahkan dia sedang berdiri di hadapan ku, aku tidak bisa apa-apa.
Ingin rasanya aku memeluknya. Tapi apa daya, pikiran ku terus menghalanginya.
Saat dia berada di dekatku, rindu itu sedikit tersampaikan. Walau hanya berada di dekatnya tanpa mendekapnya.
Aku tau ini bodoh, tidak seharusnya aku seperti ini.
Tapi apa salahku?
Aku hanya rindu, hatiku rindu. Dan rindu ini sudah terlalu lama~

#S